Jum'at, 26-April-2024 | Jam Digital
14:48 WIB - Disnaker Pekanbaru tak Ada Terima Aduan THR | 14:41 WIB - PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya | 14:37 WIB - Pj Wako Pekanbaru Ingatkan Warga Jangan Percaya Hoaks | 14:35 WIB - Pj Wako Pekanbaru Beri Peringatan Agar Jangan Ada Pungli Dalam PPDB | 14:32 WIB - Pemko Pekanbaru Targetkan Juara Umum di MTQ ke XLII Provinsi Riau | 14:01 WIB - Muflihun Pesankan Calon Jemaah Haji Pekanbaru Ikuti Manasik dengan Sempurna
www.mimbarkita.com
 
Membangun Budaya Baca Masyarakat
Jumat, 28-11-2014 - 20:36:34 WIB


Oleh: Muhammad Rafi, S.Sos

    Budaya baca di masyarakat kita sudah mulai bergeser menjadi budaya lisan dan budaya sosial media. padahal sangat besar faedah yang di dapat dari kegemaran membaca buku. Selain menambah wawasan juga mendorong masyarakat menjadi cerdas dan kritis terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. untuk meningkatkan budaya baca , kita perlu banyak belajar pada opini pendiri bangsa terdahulu, begitu banyak keteladanan dan nilai-nilai positif yang bisa kita gali dan teladani kedepan, salah satunya tingginya budaya baca mereka hal ini tercermin dalam kebiasaan mereka sehari-hari, di mana buku telah menjadi teman hidup  di manapun mereka berada. 
 
    Salah satu opini pendiri bangsa yang bisa kita teladani dalam hal ini adalah presiden  pertama Indonesia ir. Soekarno, beliau adalah seorang kutu buku sejati, selain maniak buku juga pembaca yang aktif, dari hasil bacaan beliau yang begitu beragam maka jangan heran jika beliau termasuk sosok pemimpin yang memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai disiplin ilmu, bahkan jhon f kennedi yang juga mantan presiden amerika serikat juga memuji soekarno  sebagai seorang yang berpengetahuan luas, begitupun dengan wakilnya bung Hatta,  beliau juga seorang  kutu buku, bahkan saking cintanya beliau terhadap buku muncul anekdot yang menyatakan bahwa istri pertama dan kedua beliau adalah buku baru setelah istri beliau yakni rahmi.selain itu bung hatta juga membiasakan dirinya setiap anaknya berulang tahun maka selalu di hadiahkan dengan buku.hal ini di akui sendiri oleh salah seorang putri beliau yang juga sempat menjadi menteri di kabinet SBY yakni Meutia Hatta.

    Bangsa yang maju adalah bangsa yang rajin membaca, kita bisa melihat sekaligus belajar pada negara-negara yang maju semisal jepang, china, korea, jerman, dan sebagainya. bukanlah hal yang aneh jika di temui banyaknya warga jepang yang asik membaca dan membawa buku di tempat-tempat umum, bahkan surat kabar dan majalah tersebar mulai dari ruang tunggu di bandara, di bus- bus kota, hingga di taman-taman kota. Hal tersebut bisa menjadi kebiasaan sehari-hari di karenakan dukungan penuh dari pemerintah negara setempat. sehingga akan menjadi hal yang aneh jika sehari tidak membaca buku. , berbeda halnya dengan negara kita masih belum terbiasa melihat orang membaca buku di tempat umum,  melihat ada orang yang rajin menenteng buku dan membacanya di bus kota  di anggap sok rajin dan sok pintar.

    Padahal seharusnya kita tidak alergi terhadap budaya baca, di mana buku adalah gudang ilmu, di setiap lembar halaman buku terdapat mutiara ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan kita kelak, begitu banyak persoalan hidup yang kita hadapi di temui solusinya dari buku. selain itu dengan membaca kita akan lebih banyak mengetahui tentang hakikat hidup dan problem yang menyelimutinya. Dengan rajin membaca buku waktu kita tidak terbuang sia-sia, dari pada sibuk ngerumpi dan ngegosip di warung/ kedai kopi lebih baik memanfaatkan waktu luang dengan membuka lembaran-demi lembaran halaman buku agar kita tidak ketinggalan informasi.
Semangat membaca juga terdapat pada sosok presiden kita yang ke enam susilo bambang yudoyono, dimana di kediaman pribadi beliau terdapat ribuan  jumlah koleksi buku dari berbagai macam tema mulai dari politik, sosial, filsafat hingga ekonomi.beliau selalu medisiplinkan diri membaca buku baik di waktu libur maupun menjelang tidur. sosok lainnya yang juga lekat dengan budaya baca adalah mantan menteri keuangan srimulyani indrawati yang saat ini sedang menjabat sebagai direktur bang dunia, beliau selalu membaca buku di sela-sela padatnya aktifitas beliau, di mobil beliau selalu tersedia buku bacaan, bahkan di masa kepemimpinan beliaulah di usulkan pembangunan perpusatakaan di departemen yang beliau pimpin.

    Dari uraian diatas jelaslah bahwa opini-opini yang suskes memimpin di negeri bahkan opini dunia pun  pada dasarnya berteman akrab dengan buku. hal tersebut tidak datang dengan sendirinya, dimana di butuhkan niat serta  disiplin yang kuat dari dalam diri sendiri untuk selalu membaca apapun dan di manapun, jangan lagi kesibukan kita jadikan alasan untuk tidak menyentuh buku. Di mana selama ini orang-orang sukses tersebut selalu mencari cara untuk membaca minimal setengah jam sehari untuk memperluas cakrawala berfikir. Sehingga kita tidak berfikiran sempit dan selalu terbuka terhadap  perbedaan.

    Di samping pemerintah hendaknya selalu menggalakkan  budaya baca di tengah masyarakat, bentuk dan dukungan tersebut sangatlah di perlukan seperti memperbanyak pembangunan perpusatakaan, bukan hanya di kantor-kantor resmi pemerintah namun juga ketaman taman rekreasi, sehingga masyarakat punya banyak pilihan hiburan selain menyehatkan juga mencerdaskan. dari pada menyediakan taman kota sebagai tempat orang berbuat negatif lebih baik menyediakan buku sebagai sarana diskusi bagi warga masyarakat.Ditengah deras dan majunya tekonolgi informasi membuat perhatian sebagian masyarakat kita terhadap buku menjadi menurun, padahal kebanyakan media online isinya lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat konsumtif, dan juga negatif seperti konten pornografi yang sangat mudah di akses di media online. Selain itu  informasi yang positif masih sedikit kita temui di media online. Kalaupun ada masih bersifat dangkal dan tidak mendalam. Maka sangat besar harapan kita kepada pemeintah sebagai pemangku kebijakan untuk membangun kembali semangat baca masyarakat melalui buku.membuat kebijakan yang mengarah pada daya tarik masyarakat pada dunia buku, tergantung bagaimana mengemasnya menjadi tampilan menarik sehingga akan berdampak besar pada pembangunan sumber daya manusia Indonesia kedepan.

Muhammad Rafi, S.Sos
Staf Pengajar di Lembaga Istana Education College
Bermukim di Kabupaten Siak






 
OPINI
Anggota DPRD KAMPAR, ANOTONA NAZARA, SE
Berjuang Dalam Keterbatasan
Pembangunan Indonesia Maju : Anatomi Kepemimpin Polri dan Atmosfir Kemajuan Bhayangkara
OPINI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
Mengenal Anotona Nazara
28-05-2018 | 08:12 Wib
14 Tahun Tabloid BIDIK
Opini : Bidik vs SPS
Gampang Marah?
Parasit Bersarang dalam Otak Anda
Kavaleri Udara
'Kuda' Perang Tangguh dan Benteng Serangan Terorisme
 

Home | Daerah | Nasional | Hukum | Politik | Olahraga | Entertainment | Foto | Galeri | Advertorial | Suara buruh | Kepulauan Nias
Pekanbaru | Siak | Pelalawan | Inhu | Bengkalis | Inhil | Kuansing | Rohil | Rohul | Meranti | Dumai | Kampar
Opini | Redaksi | Index
Pedoman Berita Siber

Copyright © 2015-2016 mimbarkita.com
Suara Keadilan Untuk Kebenaran