Harga Sawit Turun dari Rp3.118 Menjadi Rp2.693 Per Kilogram
Rabu, 25-05-2022 - 09:13:16 WIB
PEKANBARU (mimbarkita) - Presiden Joko Widodo telah membuka kran ekspor untuk produk turunan Crude Palm Oil (CPO) kepada para pelaku industri.
Idealnya, harga TBS kelapa sawit petani langsung melonjak.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Harga TBS sawit untuk sepekan ke depan di Provinsi Riau mengalami penurunan dan anjlok secara signifikan.
Tercatat, harga kelapa sawit periode 25 sampai 31 Mei 2022 mengalami Penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah Penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp.424,81/Kg dari harga minggu lalu.
Sehingga harga pembelian tandan buah segar (TBS) petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp.2.693,45/Kg.
Harga ini turun drastis dibandingkan sepekan lalu, dimana harga TBS sawit tercatat Rp3.118 per kilogram untuk usia tanam produktif 10-20 tahun.
Kepala dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya Penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PTPN V tidak melakukan penjualan minggu ini. Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp.1.084,68/Kg dari harga minggu lalu, Astra Agro Lestari tidak melakukan penjualan minggu ini. PT. Asian Agri mengalami penurunan harga sebesar Rp .2.848,05/Kg dari harga minggu lalu. PT. Citra Riau Sarana tidak melakukan penjualan minggu ini. PT. Musim Mas tidak melakukan penjualan minggu ini," katanya.
Sedangkan untuk harga jual Kernel, perusahaan tidak ada melakukan penjualan sehingga untuk data kernel diambil rata-rata dari KPBN dengan harga sebesar Rp7.638,17.
Sementara dari faktor eksternal, walaupun sudah di umumkan pencabutan larangan ekspor sementara CPO tetapi kebijakan tersebut baru berlaku tanggal 23 Mei 2022.
"Sedangkan data yang masuk merupakan data periode 16 sampai 20 Mei 2022 sehingga harga CPO dan Kernel masih terkena dampak larangan ekspor," jelasnya.(rsc)
Komentar Anda :